PADANG BAI, GLOBALONE.ID – Dalam rangka merayakan hari jadi ke-100 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), sejumlah pengurus dan anggota WKRI DPD Bali-NTB dari 11 cabang di Bali melaksanakan kegiatan Restorasi Karang yang ditanamkan di perairan lepas pantai Padang Bai, Karangasem pada hari Minggu, 16 Juni 2024.
Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Karangasem yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan & Perikanan Kabupaten Karangasem – I Nyoman Siki Ngurah, ST, MT. Bupati Karangasem melalui Kadis Pertanian PP mengapresiasi WKRI DPD Bali-NTB atas kegiatan melakukan restorasi terumbu karang untuk melestarikan lingkungan untuk kemajuan pariwisata dan peningkatan perekonomian masyarakat.
dr. Anastasia Setiawati Hartawan, M.Kes, anggota presidium I WKRI DPD Bali-NTB dalam sambutannya
menyampaikan bahwa kegiatan Restorasi Karang ini merupakan implementasi dari arahan Bapa Paus
Fransiskus melalui ensiklik Laudato Si yang menyerukan untuk merawat bumi sebagai rumah bersama.
Hal ini juga selaras dengan visi – misi provinsi Bali, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mempunyai
arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan Bali yang
sejahtera dan bahagia.
Dalam kegiatan ini, sejumlah acara dirangkai berkesinambungan. Dimulai dengan bincang-bincang bersama Elizabeth Natalia Prawitasari, Ketua Presidium WKRI DPD Bali-NTB yang memaparkan pentingnya kita menjaga kelestarian lingkungan untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan, mengingat banyak dari masyarakat Bali menggantungkan hidup dari sektor ini.
Kegiatan restorasi karang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi anggota WKRI mengingat seyogianya perempuan adalah educator awal dalam perkembangan anak. Bersama Fransiska Fila Hidayana, dosen Akademi Pariwisata Bali, perbincangan semakin mengarah kepada “regenerative tourism” yang juga
terimplimentasikan dalam gerakan yang melibatkan masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup
seperti yang dilakukan dalam kegiatan Restorasi Karang ini.
Selanjutnya, Nesha Ichiba dari Thrive Conservation memaparkan metode penanaman 100 bibit karang
yang merepresentasikan 100 tahun usia WKRI.
Sesi perbincangan ditutup secara interaktif oleh Marthen Welly, Senior Marine Conservation Specialist dari Yayasan Segitiga Terumbu Karang atau Coral Triangle Center yang lebih menjelaskan secara ilmiah tentang fungsi terumbu karang dalam kehidupan manusia.
Sementara dalam salam penutupnya, Ketua Presidium mengharapkan bahwa setiap anggota WKRI harus bisa
menjadi agen perubahan dengan lebih perduli pada kelestarian lingkungan hidup.
Beberapa hal yang menjadi sebuah catatan untuk ditindaklanjuti adalah kesadaran untuk perduli pada kebersihan lingkungan dengan gerakan “Radius 1 Meter” di mana kita akan memperhatikan kebersihan lingkungan terdekat, juga “Multilevel Marketing Kebajikan” di mana setiap peserta akan terus melibatkan lebih banyak masyarakat dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang didaraskan untuk bibit-bibit karang yang akan ditanam oleh mitra WKRI, Waterworx Dive Center dengan harapan karang-karang ini akan tumbuh sehat di area restorasi.
Semoga di usia satu abad ini WKRI dapat menjadi semakin berarti bagi gereja dan negara sesuai dengan jargon HUT ke-100: Lahir Kembali, Semakin Berarti.***