Penulis – Sandra Gisela
DENPASAR, GLOBALONE.ID – Badan Urusan Logistik (Bulog) bersama komunitas Sahabat Mangrove Ranger Indonesia melakukan kegiatan penanaman 570 bibit pohon mangrove di kawasan Arboretum Mangrove Benoa, Pedungan, Sabtu (23/11/2024). Langkah ini merupakan komitmen Bulog terhadap keberlanjutan lingkungan melalui bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Ini menjadi wujud TJSL Program Bulog Hijau, bekerja sama dengan Sahabat Mangrove Ranger Indonesia, kami ikut melestarikan mangrove di Bali. Bulog Peduli Lingkungan ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat dan generasi yang akan datang,” ucap Direktur Human Capital Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto, setelah menanam bibit mangrove di Arboretum Mangrove Benoa, Sabtu (23/11/2024).
Sudarsono berkata, penanaman pohon mangrove jenis Rhizophora mucronata atau bakau hitam dilakukan sebagai bagian konservasi pesisir pantai yang berkaitan dengan pilar pembangunan lingkungan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 14 (perlindungan ekosistem lautan). Jumlah bibit mangrove yang ditanam disesuaikan dengan hari jadi Bulog, yaitu yang ke-57.
“Banyak sekali potensi pantai yang memiliki mangrove secara tradisional di seluruh Indonesia. Kami berharap seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, swasta, terus bergotong royong melestarikan alam melalui penanaman. Kami bagian dari proses pelestarian alam yang memang sudah mengalami perubahan iklim. Ini keharusan,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Sahabat Mangrove Ranger Indonesia, Siti Rosida, mengatakan penanaman mangrove menggunakan sistem tanam kotak-kotak rumpun dengan satu kotak berisi 150 bibit. Selama 3 tahun, pihaknya akan melakukan sistem tanam sulam, yakni menanam kembali apabila ada mangrove yang mati.
“Tantangannya tentu sangat banyak. Kita bisa lihat cuacanya sekarang sangat ekstrem. Tingkat pertumbuhan yang bisa dibilang setahun terakhir mengalami kematian hampir di 30 persen. Kita optimis harus hidup karena sudah mempunyai sistem kotak, di mana sistem itu rekayasa lingkungan,” beber Rosi di lapangan.
Rosi mengaku, pihak Mangrove Ranger Indonesia melihat sudah tidak ada unsur hara di penanaman, sehingga mereka memberikan nutrisi dalam tiap kotak agar tanaman bisa tetap hidup. Selain itu, tantangan yang terasa adalah pasang surut dan buangan zat limbah yang mempengaruhi kehidupan tanaman mangrove.***