BADUNG, GLOBALONE.ID – Bali kian dipenuhi wisatawan mancanegara (wisman) receh. Wajah wisata Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia di mata dunia perlahan mulai tercoreng dengan aksi brutal para turis asing. Selain receh, para turis ini juga mengambil alih pekerjaan masyarakat lokal seperti driver, rental kendaraan bermotor, salon, dan lainnya.
Seranusa.com pada Jumat, 14 Pebruari 2025 melansir dua fakta mengejutkan di Bali. Wisatawan yang belanja di warung dengan tawar menawar yang tidak masuk akal serta wisatawan yang nongkrong di warung masyarakat tapi belanja yang minim.
Dua fakta terbaru di Bali ini menunjukkan Pulau Dewata kini mulai dipenuhi wisatawan tak bernilai.
Ketika awak media meliput sebuah kegiatan di Pantai Kedonganan Jimbaran Badung Bali, tampak pemandangan yang mengiris hati pelaku pariwisata Bali.
Rombongan wisman kelas receh berjumlah empat orang terlihat belanja di sebuah toko kelontong di kawasan pasar ikan Kedonganan. Sepintas terlihat mereka ingin membeli buah.
Namun, mirisnya terdengar suara tawar menawar yang alot antara para wisman dan penjual. Mereka berempat menawar hingga harga terendah dan hanya membeli beberapa buah. Tak seperti warga lokal yang membeli sekilo atau pun dua kilo gram buah.
“Inilah wajah pariwisata Bali, banyak bule seperti ini. Sering belanja di pasar tradisional dan banyak nawarnya,” kata warga setempat, Kamis 13 Februari 2025.
Pemandangan serupa terlihat di warung bakar ikan tak jauh dari toko kelontong itu. Kali ini, kejadian dilakukan oleh rombongan wisman lainnya. Mereka berjumlah sekitar enam orang. Mirisnya, rombongan bule itu tak berbelanja di warung jasa bakar ikan tersebut. Hanya satu orang yang bakar ikan dan makan di situ. Beberapa rekannya justru hanya duduk nongkrong sembari bercerita.
Bahkan yang bikin pemilik warung kesal, para turis ini membeli minuman dari luar membawa masuk ke warung tersebut. Padahal di lokasi itu tersedia minuman berbagai jenis. Kesal dengan ulah bule, pemilik warung mengusir mereka.
“Hanya satu yang belanja di sini tapi rombongan duduk di sini ngobrol berlama – lama. Yang bikin kesal beli minuman dari luar terus dibawa minum di sini. Lebih baik diusir,” kata pelayan warung tersebut.
Dua fakta terbaru di Kedonganan, Bali ini menunjukkan pariwisata Bali tak baik-baik saja. Wisatawan receh mendominasi kunjungan turis asing ke Bali. Pemerintah dan pelaku wisata Bali harus segera bertindak mencari solusi. ***igo