DALAM dunia kerja, kedekatan antara pimpinan dengan bawahan bukan hanya soal koordinasi teknis, melainkan juga menyangkut hubungan emosional yang sehat. Hal ini ditegaskan oleh seorang pimpinan perhotelan yang menekankan pentingnya sinergi antar divisi dan ikatan emosional dalam tim.
Menurutnya, tim kerja akan menjadi semakin kondusif bila setiap divisi mampu bersinergi, bukan berjalan sendiri-sendiri. “Ketika anak buah ada masalah, kita lihat dulu sejauh mana dia mampu menangani. Kalau setiap persoalan selalu kita selesaikan, mereka tidak akan pernah belajar menyelesaikannya sendiri,” ujarnya.
Ia pun mengibaratkan filosofi kepemimpinan dengan kepompong atau cocoon. Dalam kisahnya, seseorang yang berusaha menolong kupu-kupu keluar dari kepompong justru membuat serangga itu tak mampu terbang.
BACA JUGA: Bangkit dari Pandemi, Jadi Hotel Berprestasi
“Pada saat struggle di dalam kepompong, sebenarnya kupu-kupu itu sedang menguatkan sayapnya. Jika dibantu keluar, ia justru lemah dan tak bisa terbang. Begitu juga manusia, kekuatan itu harus ditempa dari bawah,” jelasnya.
Selain soal kedekatan emosional, ia menekankan pentingnya pendelegasian dan kewenangan. Baginya, pendelegasian tanpa kewenangan hanyalah formalitas. “Setiap pendelegasian selalu saya sertai dengan kewenangan, agar bawahan bisa belajar menyelesaikan masalah kerja. Termasuk bagaimana menangani keluhan dari tamu dengan baik,” tambahnya.
Dengan filosofi kepemimpinan tersebut, ia berharap setiap anggota tim mampu berkembang secara mandiri, lebih kuat menghadapi tantangan, dan akhirnya memberi kontribusi nyata bagi kemajuan perusahaan. **
Penulis: Karolina, Editor: Igo Kleden