Mustika, saat memberikan keterangan kepada media di rumahnya.
PROBOLINGGO – Kasus hilangnya seorang remaja putri asal Desa Jrebeng, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, akhirnya menemukan titik terang. Diva (17), siswi kelas XI di salah satu SMA di Kota Probolinggo yang sempat dilaporkan hilang, akhirnya pulang ke rumah dalam keadaan selamat.
Kepulangan Diva membawa kelegaan bagi keluarga yang sebelumnya sempat panik dan melapor ke Polres Probolinggo Kota pada Kamis (25/9/2025), dua hari setelah sang ayah, Evan Setiawan, menyadari anaknya tak kunjung pulang sejak berpamitan mengerjakan tugas kelompok pada Selasa (23/9/2025).
Menurut sang ibu, Mustika, kepergian Diva diduga dipicu suasana rumah yang kurang harmonis. “Dari pengakuan anak saya, dia pergi karena sering mendengar kami bertengkar,” ungkap Mustika saat ditemui di kediamannya, Senin (29/9/2025).
Diva dikabarkan kembali ke rumah pada Minggu (28/9/2025) sore. Ia diantar oleh seorang teman laki-laki yang selama beberapa hari menemaninya. Keesokan harinya, pihak keluarga memutuskan mencabut laporan orang hilang di kepolisian.
Selama meninggalkan rumah, Diva diketahui tinggal di rumah seorang teman lamanya yang dikenal saat masih mondok di pesantren. Namun, Mustika enggan membeberkan lebih jauh soal kronologi kepergian anaknya. “Semua informasi hanya berdasarkan pengakuan Diva. Kami memilih menyelesaikannya secara kekeluargaan,” ujarnya.
Keluarga juga sepakat tidak melanjutkan persoalan ini ke ranah hukum setelah kedua pihak saling meminta maaf. “Yang penting anak saya sudah kembali dalam keadaan sehat. Saya sudah ikhlas, dan yang bersangkutan juga sudah mengakui kesalahannya,” kata Mustika.
Ia turut menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan media yang membantu penyebaran informasi saat anaknya dinyatakan hilang. “Terima kasih kepada semuanya, terutama teman-teman jurnalis yang ikut membantu hingga Diva bisa segera kembali,” ucapnya.
Pasca insiden ini, Diva dikabarkan akan kembali bersekolah seperti biasa. Pihak sekolah bahkan datang langsung ke rumahnya untuk memberikan dukungan moral agar ia bisa melanjutkan pendidikan tanpa rasa takut maupun tekanan. ** (ism/ima)

