DI tengah tantangan dunia pariwisata yang terus berubah, sosok I Ketut Ardana tampil sebagai salah satu tokoh penting di balik lahirnya ajang promosi pariwisata terbesar di Indonesia, Bali & Beyond Travel Fair (BBTF).
Sebagai penggagas sekaligus salah satu inisiator utama, Ardana melihat perlunya wadah yang mampu mempertemukan pelaku industri pariwisata Indonesia dengan pembeli potensial dari berbagai belahan dunia.
Gagasan itu muncul dari pengalamannya yang luas berkeliling dunia selama puluhan tahun, bertemu langsung dengan pelaku industri pariwisata internasional. Ia menyadari bahwa Bali, dengan segala daya tarik dan infrastruktur pariwisatanya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat promosi dan perdagangan pariwisata nasional. Dari situlah konsep BBTF lahir — sebuah forum business-to-business (B2B) yang mempertemukan “seller” dari seluruh Indonesia dengan “buyer” mancanegara.
Sejak pertama kali digelar pada tahun 2014, BBTF terus berkembang menjadi ajang bergengsi yang mampu menarik perhatian pelaku wisata global. Ardana, melalui perannya di ASITA Bali, berupaya menjadikan BBTF bukan hanya pameran, tetapi juga simbol kebangkitan pariwisata Indonesia di mata dunia.
Di bawah semangat dan dedikasi para penggagas seperti Ardana, BBTF kini menjadi salah satu event pariwisata terbesar di Asia Tenggara. Setiap tahun, ratusan buyer dan seller berkumpul di Bali untuk menjajaki kerja sama dan mempromosikan destinasi unggulan di berbagai daerah di Indonesia — dari Bali hingga Labuan Bajo, dari Yogyakarta hingga Raja Ampat.
Bagi Ardana, BBTF bukan sekadar event bisnis, melainkan misi kebanggaan: menjadikan Bali sebagai gerbang dunia menuju keindahan Indonesia. “Bali harus menjadi etalase pariwisata nusantara,” ujarnya dalam berbagai kesempatan.
Kini, setelah lebih dari satu dekade, BBTF terus bertumbuh dan diakui secara internasional. Di balik kesuksesan itu, ada kerja keras, visi jauh ke depan, dan dedikasi seorang Ardana yang selalu percaya bahwa dari Bali, pariwisata Indonesia bisa bersinar di panggung dunia. **
Penulis: Karolina, Editor: Igo Kleden
