GIANYAR – Upaya menjaga keberlanjutan sektor pertanian di Pulau Dewata terus digencarkan. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bali menggandeng Subdit II Direktorat Intelkam Polda Bali dalam aksi nyata mendukung para petani lokal, sekaligus menekan laju alih fungsi lahan pertanian yang kian mengkhawatirkan.
Kerja sama tersebut diwujudkan melalui kegiatan bakti sosial dan penyuluhan yang digelar di Banjar Timbul, Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Selasa (8/7/2025). Kegiatan ini dipimpin langsung Ketua HKTI Bali, Prof. Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., MMA, bersama jajaran Subdit II Intelkam Polda Bali.
Dalam kesempatan itu, para petani anggota Subak Timbul menerima bantuan berupa paket sembako dan peralatan pertanian. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban petani, sekaligus memotivasi mereka untuk tetap menjaga keberlangsungan lahan pertanian di tengah gempuran pembangunan. “Kerja sama ini adalah langkah konkret untuk menjawab tantangan sektor pertanian di Bali, mulai dari alih fungsi lahan, menurunnya minat generasi muda bertani, hingga dampak perubahan iklim,” ujar Prof. Gede Sedana di sela kegiatan.
Ia menegaskan, HKTI sebagai organisasi sosial berbasis profesi berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat petani. Menurutnya, alih fungsi lahan yang kian masif menjadi ancaman serius, tidak hanya terhadap luas lahan produktif, tetapi juga terhadap kelestarian sistem subak yang menjadi warisan budaya dunia.
Sementara itu, perwakilan Subdit II Intelkam Polda Bali menambahkan, sinergi antara aparat kepolisian dan organisasi petani merupakan bagian dari upaya menjaga stabilitas sosial dan ketahanan pangan di daerah. Keterlibatan Polri diharapkan mampu menekan praktik alih fungsi lahan secara ilegal, serta membangkitkan kembali minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Selain persoalan lahan, perubahan iklim juga menjadi tantangan berat dengan munculnya pola cuaca ekstrem yang berdampak pada pola tanam dan hasil panen. Regenerasi petani pun menjadi perhatian serius, mengingat semakin sedikit anak muda yang mau melanjutkan profesi di sektor pertanian. “Kami berharap, melalui kegiatan bersama ini, semangat bertani tetap terjaga. Pertanian bukan sekadar sumber pangan, tetapi juga jantung budaya Bali,” tegas Prof. Gede Sedana.
Sinergi antara HKTI Bali dan Polda Bali ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa keberlanjutan pertanian memerlukan dukungan lintas sektor. Selain untuk mendukung kedaulatan pangan, langkah ini juga penting dalam menjaga identitas budaya Bali yang lekat dengan tradisi agrarisnya. (*)