JEMBRANA,GLOBALONE.ID-Warga Melaya Tengah Kerajan, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali menyatakan menolak dengan tegas rencana Pemkab Jembrana membangun Tempat Pengolahan Tinja di kawasan itu. Penolakan dilakukan karena warga tidak mau lingkungan mereka tercemar oleh kegiatan tersebut. Meski sudah dicerahkan Kadis PUPR Jembrana, I Wayan Sudiarta, warga tetap menyatakan menolak program itu.
Pernyataan penolakan tersebut disampaikan langsung warga saat pertemuan dengan Kadis PUPR Jembrana di Balai Lingkungan Melaya Tengah Kerajan, Senin (16/12-2024) kemarin. Kehadiran Kepala Dinas PUPUR sekaligus Pelaksana Tugas Kepala BAPPEDA Jembrana, I Wayan Sudiarta kemarin untuk meyakinkan masyarakat bahwa program pembangunan tempat pengolahan tinja ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Mulai dari aspek penyerapan energi kerja hingga efek ekonomi lainnya bagi warga sekitar.
Namun warga yang sudah sejak awal menolak pembangunan tempat lengolahan tinja ini, menyatakan tetap menolak program itu. Bahkan Kepala Desa Melaya yang mendampingi warga dalam pertemuan tersebut menegaskan memilih mendukung keinginan masyarakatnya dan menolak program tersebut daripada memfasilitasi dan menyukseskan program Pemkab Jembrana.

Akibat keberpihakan Kepala Desa Melaya, I Komang Warsana pada keinginan masyarakat, menyebabkan Kadis PUPR Jembrana, I Wayan Sudiarta langsung menutup pertemuan tersebut. Karena ia menilai masyarakat sudah sulit untuk diyakinkan agar menerima dan menyukseskan program tersebut. Padahal pertemuan baru berlangsung sekitar satu jam.
Komang Warsana yang ditemui usai pertemuan mengaku mendukung masyarakat karena menurutnya, warga lebih memahami kondisi wilayahnya. Mereka yang paling tahu apa yang akan menjadi warga alami jika di lokasi itu dibangun pengolahan tinja. Itu sebabnya ia menyatakan dukungan penuh pada keinginan masyarakatnya. Dukungan dan keberpihakan Komang Warsana terhadap masyarakat Melaya Tengah Kerajan mendapat pujian warga.
“Apapun preferensi, kami tetap menolak rencana ini. Yang namanya tinja, biar dikemas sebaik apapun pasti akan menebar bau busuk. Kami tidak mau lingkungan kami tercemar bau busuk ketika program ini benar-benar terealisasi,” ungkap seorang warga yang malu-malu menyebut nammanya , ketika ditanya awak media ini.
Penolakan warga atas pembangunan tempat pengolahan tinja tidak hanya dilakukan dengan pernyataan lisan. Sebelum pertemuan dilakukan, warga sudah memasang baliho di jalan masuk menuju lokasi pembangunan pengolahan tinja tersebut dengan tulisan yang tegas. Mereka mengaku menolak tegas rencana pembangunan tempat pengolahan tinja di lokasi sekitar lingkungan mereka.
“Kami menolak dengan tegas rencana pembangunan tempat pengolahan tinja di lokasi ini,” tulis warga di baliho yang mereka pasang. (*)