Penulis – Igo
DENPASAR, GLOBALONE.ID – Polemik isi kartu e-money dari Bank Mandiri dan Bank BNI (Himbara) beli Rp 50.000, isi saldo Rp.20.000 di Bandara Ngurah Rai ternyata masih berlanjut. General Manager Bandara Internasional Ngurah Rai, Akhmad Syaugi pun akhirnya angkat bicara.
Seperti dilansir oleh Posbali.net, Minggu 2 Pebruari 2025, Akhmad Syaugi menjelaskan bahwa soal ini tidak ada perjanjian kerjasama antara Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) dengan PT.Angkasa Pura Indonesia. Dipastikan tidak ada.
“PT.Angkasa Pura Suport selaku pengelola Parkir di Bandara Ngurah Rai sifatnya hanya meminta dukungan pemenuhan kartu elektronik untuk mendukung kelancaran program fullcashless and Fullmanless yang diberlakukan di Bandara Ngurah Rai,” tulis Ahmad Syaugi menjawab posbali.net melalui pesan singkat Whatsapp, Sabtu (1/02/2025).

Ia menambahkan, penjualan kartu elektronik sebelum pemberlakuan fullmanless dan fullcashless di Bandara Ngurah Rai juga sudah beredar luas tidak hanya di Bandara Ngurah Rai.
“Ada yang dijual seperti di Indomaret dengan rata-rata harga kartu elektronik perdana sebesar Rp.50.000,- dengan isi saldo Rp.20.000. Jika habis bisa di top up kembali oleh pengguna sesuai dengan isi saldo yang diinginkan.Jika diisi ulang Rp.50 ribu maka isinya utuh Rp.50.000,”sebutnya
Menurutnya, Rp 30 ribu sudah dipotong pihak bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) yang memproduksi kartu itu yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri.
Ia menambahkan, penjualan kartu perdana elektronik selain di Bandara Ngurah Rai, tentunya dari pihak perbankan juga memberlakukan biaya administrasi penerbitan kartu perdana sehingga jumlah saldo awal saat pembelian pertama berapapun nominalnya sudah diatur oleh regulasi dan ketentuan perbankan yang menerbitkan kartu perdana dimaksud.
Nah, disinilah letak persoalannya. Pemotongan biaya 30 ribu pada kartu perdana e-money oleh pihak bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti dilakukan oleh Bank BNI dan Bank Mandiri menjadi pertanyaan warga.
Anehnya, Bank BNI dan Mandiri memotong uang warga sebesar itu tanpa sepengetahuan konsumen.
Sosialisasi dari Himbara tak pernah dilakukan. Konsumen seakan masuk dalam jebakan Batman Himbara.
Terhitung sejak November 2023 saat uji coba penerapan fullmanless dan fullcashless hingga saat ini, sudah sekitar 15 ribu konsumen membeli kartu perdana e-money di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Artinya, jika Rp 30 ribu dikalikan 15 ribu maka ada uang konsumen sebesar Rp 450 juta yang telah dipotong Himbara tanpa sepengetahuan.
Warga harusnya jengah dengan hal ini dan meminta pertanggungjawaban bank.
Karena jika bersembunyi dibalik argumentasi pemotongan biaya adminstrasi, rasanya terlalu besar jika harus dipotong sebesar Rp 30 ribu.
Seperti diberitakan sebelumnya, soal pemotongan saldo e-money ini mencuat ketika situasi apes dialami HC di Bandara Ngurah Rai Bali pada 12 Desember 2024. Parkir 3 Jam Harus Bayar Rp 80 Ribu. Meski kesal, HC harus rela rogoh kocek agar bisa keluar dari gate parkir bandara.***