Jejak Langkah Wayan Suena: Sebuah Kisah Inspiratif Putra Kusir Cidomo

Wayan Suena, CEO Indonesia Impression

LAHIR dari keluarga sederhana, tidak pernah menjadi penghalang bagi Wayan Suena untuk bermimpi besar. Putra seorang kusir cidomo di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini justru menempa keteguhan hati sejak kecil. Ayahnya yang sehari-hari menarik cidomo —delman khas Lombok— memberikan teladan kerja keras, sementara sang ibu selalu menanamkan pentingnya kejujuran dan kemandirian.

BACA JUGA: Jujur dan Kerja Keras: Teladan Hidup dari Sang Ayah

Setelah lulus SMP, Wayan Suena sempat dihadapkan pada kenyataan pahit: keterbatasan biaya membuat rencana melanjutkan pendidikan nyaris pupus. Namun minatnya pada dunia pariwisata membuatnya mantap menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) Mataram, jurusan Biro Perjalanan Wisata. Keputusan ini menjadi titik balik yang mengubah arah hidupnya.

Hari-hari di SMIP dijalani dengan penuh perjuangan. Setiap pagi, Suena harus menempuh perjalanan kaki sejauh 3 kilometer karena tak mampu membayar ongkos angkutan. Sepulang sekolah, ia kerap membantu di warung makan untuk menambah uang saku. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat belajar Suena tak pernah luntur. Selama tiga tahun berturut-turut, ia selalu meraih peringkat pertama dengan nilai rata-rata 9.

Sang ayah, meski penghasilannya pas-pasan, tak pernah absen memberikan dukungan. Setiap kali menjenguk ke asrama sekolah, ia selalu datang dengan membawa beras dan uang seadanya. Kasih sayang dan keyakinan orang tua inilah yang menjadi bahan bakar semangat Suena untuk terus maju.

Lulus pada tahun 1995, Suena sempat menjalani training di Hotel Antika Raya, pengalaman yang makin memantapkan kecintaannya pada industri pariwisata. Menariknya, meskipun saat itu Bahasa Inggris menjadi bahasa utama di industri, Suena justru lebih fasih berbahasa Jepang —kemampuan yang kelak menjadi modal penting dalam kariernya.

Berbekal ketekunan, keberanian, dan doa orang tua, Wayan kemudian memutuskan merantau ke Bali pada tahun yang sama. Dari sanalah kisah perjalanan seorang anak kusir cidomo menuju dunia pariwisata internasional dimulai. Sebuah kisah yang membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang, melainkan batu loncatan menuju kesuksesan. **

Penulis: Karolina, Editor: Igo Kleden

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *