DENPASAR — Sanur Village Festival (SVF) kembali digelar pada 7–9 November 2025 di Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur. Memasuki penyelenggaraan ke-18, festival tahunan yang menjadi ikon kawasan pesisir Kota Denpasar ini mengangkat tema “Guna Dusun”, sebuah filosofi mendalam tentang pengabdian diri dan pemanfaatan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan masyarakat.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS), Ida Bagus Gede Sidharta Putra, menjelaskan bahwa tema “Guna Dusun” terinspirasi dari karya sastra Geguritan Selampah Laku ciptaan tokoh spiritual Sanur, Ida Pedanda Gede Made Sidemen.
“‘Guna Dusun’ bukan sekadar istilah, tetapi filosofi hidup tentang bagaimana seseorang memelihara diri dengan ilmu agar berguna bagi orang lain,” ujar pria yang akrab disapa Gusde Sidharta dalam konferensi pers di Santrian Art Gallery, Hotel Griya Santrian Sanur, Senin (3/11).
Ia menambahkan, nilai ini berakar dari ajaran Ida Pedanda Gede Made Sidemen yang menulis bahwa dirinya “tak memiliki karang sawah, melainkan karang awak”—diri sendiri—yang harus dipelihara dengan pengetahuan dan keutamaan hidup.
“Beliau mengajarkan bahwa menanam ilmu di dalam diri adalah jalan untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Nilai itu sangat relevan dengan kehidupan modern sekarang, di mana ilmu pengetahuan seharusnya menjadi alat untuk berbagi dan membawa kebaikan,” kata Gusde.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang digelar selama lima hari, Sanur Village Festival 2025 hanya berlangsung tiga hari namun dengan rangkaian kegiatan yang tetap beragam dan sarat makna. Festival akan menampilkan perpaduan antara budaya Bali, musik, kuliner, seni, dan gaya hidup berkelanjutan.
Sejumlah kegiatan menarik siap menyemarakkan acara, mulai dari lomba ngelawar bertema laut Sanur, kompetisi barista, fruit carving, hingga Sanfest Sandikala Run yang menjadi agenda baru tahun ini.
Di panggung hiburan, deretan musisi nasional dan lokal akan tampil, antara lain Navicula, Sandrina Malakian, Gugun Blues Shelter, Pongki Barata feat Fatur, dan Yovie & Nuno.
“Kami juga menghadirkan kegiatan olahraga populer seperti padel, serta seni instalasi dan lomba fotografi untuk memperkaya pengalaman pengunjung,” ujar Gusde.
Wadah Kreatif dan Gerakan Komunitas Sanur
Sidharta menegaskan, Sanur Village Festival bukan sekadar ajang hiburan, melainkan ruang kreatif dan gerakan komunitas yang menjunjung nilai-nilai sosial, budaya, dan lingkungan.
“Festival ini adalah wadah bagi warga Sanur untuk berkarya dan berkontribusi. Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai luhur budaya dan keberlanjutan tetap menjadi dasar pengembangan pariwisata di Sanur,” tegasnya.
Ia berharap penyelenggaraan tahun ini kembali menegaskan citra Sanur sebagai destinasi aman, kreatif, dan inspiratif.
“Sejak awal, Sanur Village Festival menjadi simbol bahwa Sanur tetap hidup, aman, dan terbuka bagi siapa pun untuk berkarya. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung — pariwisata harus memberi guna bagi Sanur,” tutupnya.***

