JAKARTA, GLOBALONE.ID – Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) tahun 2024 akhirnya resmi dibuka pada Selasa, 5 November 2024 secara daring. Pembukaan ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal berbagai daerah di Indonesia hingga manca negara seperti Belgia, Belanda, Inggris, Australia, dan Luxemburg.
IWTIF 2024 ini merupakan kali keempat dari IWTIF pertama tahun 2021 di masa pandemi Covid-19.
Terselenggaranya IWTIF tak lepas dari peran, usaha, perjuangan kegigihan serta tangan dingin Dra. Agnes Lourda Mardohar Hutagalung, CONFEC, ITEC,CIBTAC, BABTAC, Diplom. Arom, WM, CIDESCO. Beliau punya dedikasi yang sangat tinggi terhadap wellness hingga menggagas ETNAPRANA.
“Saat itu kita tetap memikirkan bagaimana industri ini bisa tetap berdiri tegar. Bagaimana untuk tetap mendukung teman-teman di industri, maka kami waktu itu di Gaya Spa harus memberi contoh untuk teman-teman terus berdiri. Lalu kita buat CHSE dengan dukungan dari stakeholder terkait,” ujar Agnes Lourda yang juga merupakan inisiator IWTIF dan Founder Board of Etnaprana.
Penyelenggaraan Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) ke-4 tahun ini dipastikan lebih meriah. Tajuk yang dipilih ‘ETNAPRANA Conference & Festival 2024’ yang dilakukan secara online & offline pada bulan November & Desember 2024.
ETNAPRANA sendiri merupakan sebuah konsep untuk menggambarkan keanekaragaman tradisi dan budaya, termasuk obat dan pelayanan kesehatan tradisional Indonesia.
IWTIF 2024 hadir dengan rangkaian acara, seperti Online Conference (Talkshow & Workshop), Competition, Exhibition dan masih banyak lagi hal lainnya.
IWTIF ini menjadi penting karena mengemban tujuan mulia. Diantara, Pertama,ingin memperkenalkan dan mempromosikan ETNAPRANA sebagi Jenama Lokal unggulan asli Indonesia. Kedua, mengangkat potensi ETNAPRATNA agar dapat dipromosikan menjadi Tuan di Negeri sendiri secara mendunia, sehingga dapat bersaing dengan Ayurveda dan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan Spa America. Ketiga, memperkenalkan Indonesia sebagai sentra pengembangan inovasi industri kebugaram urban dan berbasis budaya Nusantara. Keempat,
menjadikan wellness tourism sebagai platform untuk mempromosikan inclusive business di Indonesia. Terutama potensi kekayaan SDA Indonesia untuk penyediaan bahan baku produk herbal dan tradisional serta dapat memberikan multiplier effect karena menjangkau seluruh aspek. Dan kelima, menjadikan IWTIF sebagai Event International Wellness Tourism yang rutin diadakan setiap tahunnya, dan menjadi ajang edukasi serta referensi untuk perkembangan ETNAPRANA.
Agnes Lourda menyadari untuk mengembangkan usaha wellness nusantara bukanlah sesuatu hal yang mudah di tengah situasi ketidakpastian ekonomi Indonesia. Tapi upaya harus terus dilakukan.
Loudra berharap sektor usaha wellness bisa kembali bergairah. Pemerintah juga perlu mengambil langkah – langkah dukungan dengan memperhatikan dan mengakomodasi hasil penelitian para researchers Indonesia dari Wellness Masters Association, yang didukung oleh Indonesia Wellness Spa Professional Association dalam pembuatan SKKNI-nya, yang dipelopori oleh Gaya Spa dalam implementasi undebatable technical procedures dan oleh Essentia dalam produk-produk bersertifikat dan terbukti secara klinis.
Loudra juga mengajak seluruh pemain industri wellness untuk bangkit bersama dalam Wellness & Health Entrepreneur Association.
“Mari seluruh pemain industri dan masyarakat Indonesia untuk bangga dengan budaya kesehatan Indonesia
dan menjadikan Indonesia dengan Etnaprana-nya, sebagai kebanggaan dunia dalam hidup sehat & bahagia serta mengibarkan bendera merah-putih di berbagai negara yang sudah mengajukan minat untuk membuka Etnaprana di negara tersebut,” papar Loudra dalam rilis yang diterima media ini, Senin, 5 November 2024.
Ethnowellness Nusantara atau ETNAPRANA dari berbagai suku bangsa di Indonesia ini didukung oleh 3 (tiga) asosiasi bidang SPA Wellness yakni IWMA (Indonesia Wellness Master Association), WHEA (Wellness & Healthcare Entrepreneur Association) & IWSPA (Indonesia Wellness Spa Professional Association).
Pemerintah juga diharapkan men-support keberadaan Etnaprana di luar negeri dan juga memberikan insentif untuk wellness destination swasta non BUMN. ***