Tak Gentar Hadapi Teror

DI BALIK kasus-kasus hukum yang sulit menemukan titik terang, nama Joao Meco kerap muncul sebagai advokat pemberani. Sikapnya yang konsisten membela korban dan kaum tertindas ternyata harus dibayar mahal. Dalam perjalanan kariernya, Meco berkali-kali menghadapi tekanan, intimidasi, bahkan teror yang mengancam keselamatan dirinya.

Teror terbaru dialaminya secara mengejutkan. Seekor ayam mati ditemukan di kediamannya—sebuah simbol ancaman yang sarat makna dalam budaya lokal. Bagi sebagian orang, pesan itu jelas: sebuah peringatan agar Joao Meco berhenti melangkah terlalu jauh.

BACA JUGA : Berharap Berakhir dengan Restorative Justice

“Dalam setiap perkara sensitif, selalu ada upaya untuk menakut-nakuti saya. Tapi saya percaya, advokat tidak boleh mundur ketika membela kebenaran,” ujar Meco dengan nada tenang, seolah tak terusik oleh teror yang datang.

Ancaman-ancaman seperti itu bukan hal baru. Namun, Meco menegaskan bahwa rasa takut tidak boleh menghentikan langkahnya menunaikan sumpah profesi: berdiri di sisi hukum dan kebenaran. Keberanian Joao Meco menghadapi teror menjadikannya lebih dari sekadar pengacara. Ia telah menjadi simbol keteguhan hukum di tengah bayang-bayang kekuasaan. Ia sadar, Mambila kebenaran sering kali menuntut keberanian ekstra. Dan di titik itulah, Joao Meco memilih untuk tetap berdiri tegak. **

penulis : Karolina, editor : Igo Kleden

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *